Powered By Blogger

Sabtu, 30 Juni 2012

Kiper Mapan Belum Tergusur

Piala Eropa 2012 belum menjadi ajang munculnya penjaga gawang muda berbakat. Benteng terakhir yang andal masih dihuni nama-nama beken, seperti Gianluigi Buffon (Italia) dan Iker Casillas (Spanyol). Keduanya yang juga kapten itu sukses membawa tim masing-masing lolos ke partai puncak.

Casillas bermain gemilang ketika ”La Furia Roja” menang 4-2 atas Portugal dalam drama adu penalti di semifinal. Kiper Real Madrid itu menggagalkan tendangan Joao Moutinho, yang menjadi penendang pertama ”Seleccao Eropa”. Aksi penyelamatan itu menjatuhkan mental Portugal yang akhirnya kalah setelah tendangan bek Bruno Alves membentur mistar gawang.

Sebaliknya, Cesc Fabregas, eksekutor terakhir Spanyol, sukses mengecoh kiper Rui Patricio dengan tendangan ke pojok kanan gawang. Bola sempat membentur tiang sebelum akhirnya masuk ke gawang. Tim ”Matador” pun mengulangi prestasi lolos ke final seperti empat tahun silam.

Kemenangan atas Portugal itu adalah yang ke-100 bagi Casillas selama 136 kali penampilan membela Spanyol sejak 2000. Pemain setinggi 182 sentimeter ini selalu menjadi pilihan utama Pelatih Vicente del Bosque sejak babak grup hingga semifinal Piala Eropa. Gawang Casillas hanya kemasukan satu gol dari lima kali pertandingan.

Gol Antonio di Natale menjadi satu-satunya gol yang bersarang ke gawang Casillas dalam laga pembuka Grup C antara Spanyol dan Italia. Meskipun bek tangguh Carles Puyol absen, penampilan apik Casillas membuat Spanyol menjadi tim yang paling sedikit kemasukan.

Berdasarkan statistik Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) yang diluncurkan Castrol Index, pemain alumnus Akademi Real Madrid itu menempati posisi runner-up kiper terbaik di bawah Buffon dengan nilai rata-rata 8,34. ”Casillas adalah pemain terpenting kami, selain Xavi Hernandez,” ujar bek Spanyol, Sergio Ramos, kepada Marca.

Di usia yang tak lagi muda, penampilan konsisten juga ditunjukkan Buffon. Pemain Juventus itu mendapat poin rata-rata 9,02 dari lima kali laga berdasarkan statistik Castrol Index. Meskipun gawangnya kemasukan tiga gol, status terbaik diperoleh berkat penyelamatan yang lebih banyak dilakukan Buffon daripada kiper lain.

Penampilan terbaik pemain yang telah memperkuat Italia sejak tahun 1993 itu terjadi pada perempat final melawan Inggris. Saat pertandingan memasuki menit ke-20, Buffon menggagalkan tendangan bek Glen Johnson dari jarak dekat. Dengan gerakan refleks yang luar biasa, Buffon masih mampu menangkap bola meskipun telah mati langkah.

Kegemilangan itu kembali diperagakan Buffon dalam adu tendangan penalti. Ia sukses menggagalkan tendangan bek Ashley Cole yang menjadi eksekutor keempat Inggris. Italia pun menang 4-2 setelah sebelumnya bola sepakan Ashley Young membentur mistar gawang. ”Gli Azzurri” akhirnya melaju ke partai puncak setelah menang 2-1 atas Jerman pada babak empat besar.

Pada laga penentuan juara, Senin (2/7) dini hari WIB, Buffon akan memimpin Italia menantang Casillas dan kawan-kawan, jawara Eropa 2008. Pertemuan dua penjaga gawang terbaik itu seolah menandai belum optimalnya proses regenerasi.

Penampilan kiper Inggris, Joe Hart (25), dan penjaga gawang Perancis, Hugo Lloris (25), masih jauh dari harapan. Hart tampak belum matang ketika gagal menggagalkan satu pun tendangan penalti pemain Italia. Sementara Lloris tampil biasa-biasa saja saat Perancis takluk 0-2 dari Spanyol pada babak perempat final.

Performa kiper Jerman, Manuel Neuer, juga belum istimewa. Meskipun tampil brilian bersama Bayern Muenchen musim lalu, Neuer tak mampu berbuat banyak ketika Jerman kalah 1-2 dari Italia pada babak semifinal. Ia gagal mengantisipasi sundulan dan tendangan striker Mario Balotelli yang memborong dua gol kemenangan Italia.

Asa munculnya bakat muda justru datang dari penjaga gawang Portugal, Rui Patricio (24). Masuk skuad Portugal sebagai kiper kedua setelah Eduardo (29), Patricio justru jadi pilihan utama Pelatih Paulo Bento. Aksi menjanjikan Patricio terjadi pada semifinal melawan Spanyol.

Dalam babak perpanjangan waktu di menit ke-103, Patricio dengan gemilang menepis tendangan jarak dekat Andres Iniesta yang memanfaatkan umpan silang Jordi Alba. Penyelamatan itu memaksa Spanyol mengakhiri laga lewat adu penalti.

Di babak tos-tosan, Patricio sukses menggagalkan tendangan algojo pertama Spanyol, Xabi Alonso. Sayang, penampilan Casillas yang tak kalah gemilang dan kegagalan Bruno Alves membuyarkan mimpi Portugal tampil di partai puncak. Namun, Bento tetap mensyukuri hasil yang dicapai tim asuhannya.

”Kami pulang dengan kepala tegak. Portugal harus tetap optimistis karena memiliki masa depan cerah bersama pemain muda potensial, seperti Joao Moutinho, Miguel Veloso, dan Rui Patricio,” kata Bento, dikutip dari Reuters. (RIZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar